Buku ini lahir sebagai gugatan sekaligus pernyataan. Gugatan terhadap pandangan yang memarginalkan santri sebagai subjek sosial yang stagnan. Dan pernyataan bahwa santri adalah entitas epistemik yang tidak hanya membaca tafsir dan fiqih , tetapi juga memahami kode-kode zaman, menjawab tantangan global, dan berdiri di simpang antara warisan tradisional dan arus modernitas. Santri bukan hanya pelafal teks, mereka adalah pembaca konteks.
Dalam setiap halaman buku ini, saya berusaha menyuguhkan narasi yang jujur, reflektif, dan terkadang menyakitkan. Karena menjadi santri bukanlah sekedar menjalani ritual keilmuan, melainkan juga proses panjang pembentukan karakter—di tengah keterbatasan, tekanan struktural, dan ekspektasi sosial. Di balik lantunan doa dan jadwal muroja’ah , ada perjuangan mental, pertarungan batin, bahkan konflik identitas yang tak jarang tersembunyi di balik tembok pondok yang sunyi.
Be the first to review “SANTRI ZAMAN NOW (Lebih Dari Sekedar Ngaji Kitab Kuning)”