Makhluk Langit Yang Lupa Jalan Pulang

Kita semua pernah lupa. Tapi lupa kepada diri sendiri adalah kehilangan paling sunyi.

Buku ini hadir sebagai perjalanan batin yang sunyi namun dalam. Sebuah cermin untuk jiwa-jiwa yang merasa asing di tengah hiruk-pikuk dunia, yang tahu bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar hidup, bekerja, dan diakui. Buku ini mengajak kita menengok kembali ke dalam—mengenali sisi lembut yang sering tertimbun ambisi, kesombongan, dan luka yang belum selesai.

Dengan bahasa yang puitis namun membumi, buku ini membongkar bagaimana manusia perlahan melupakan asalnya. Bagaimana keangkuhan duniawi menyamar dalam bentuk keberhasilan, gengsi, dan pencitraan. Bagaimana setan bersembunyi bukan dalam kegelapan, tapi dalam pujian, dalam kekuasaan, dalam rasa ingin selalu menang.

Ini adalah kisah tentang kita—makhluk cahaya yang terlalu lama tinggal di tempat persinggahan, hingga tak lagi tahu arah pulang.

Buku ini bukan tentang agama, bukan pula tentang doktrin. Ini adalah tentang rindu terdalam manusia untuk kembali menjadi utuh. Untuk kembali menjadi jernih. Untuk pulang.

Sebab pada akhirnya, setiap jiwa tahu: rumah sejati bukanlah tempat, melainkan keadaan ketika kita mengenali siapa kita sebenarnya.